Selasa, 24 Januari 2012

Aku dan Bapakku

Bapakku lahir 57 tahun lalu, dan aku lahir 23 tahun yang tahun lalu. 
Bapakku sekolah sampai sarjana, tapi ia ingin aku wisuda sampai S3. 
Bapakku dulu mengabdi pada negri, tapi ia ingin esok aku mengabdi pada rakyat. 
Bapakku sudah pernah keluar negri. Tapi jika ia pernah injakkan kaki di padang Arafah, ia ingin aku menjelajah hingga gurun Nevada. 
Bapakku dulu berkutat dengan mesin tik, tapi kini ia ingin aku piawai memainkan jari di tuts-tuts keyboard komputer. 
Bapakku pecandu rokok nomer wahid, tapi ia kecewa jika aku coba-coba menghisap benda itu walau sedikit. 
Jika ketabahan ibunda Widji Tukul mengubah sayur murah terasa meriah, ketulusan bapakku menyulap ambulance jadi mobil mewah. 
Bapakku menitipkan sesuatu yang ia sebut ‘kebanggaan’ di pundakku, tapi ia tidak mau aku balik membangga-banggakannya. 
Bapakku memang tidak sempurna. Tapi kasih sayang dan pengorbanan yang ia curahkan dalam keadaan yang tidak sempurna itu meyakinkanku, bahwa ia dikirim ke dunia oleh Zat Yang Maha Sempurna.   
  

Ini bapakku, mana bapakmu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar