Selasa, 01 Juni 2010

Ketidaknyambungan sebagai Sebuah Humor


Obrolan yang awalnya mengenai pesawat kenegaraan Polandia yang jatuh dan menewaskan presiden, ibu Negara dan para petinggi lain dari Negara tersebut membuat pembicaraan sedikit demi sedikit mengarah pada status Polandia sebagai Negara yang lumayan miskin karena kekurangan dana untuk membeli pesawat baru. Tapi entah darimana asalnya, topik yang sangat serius tersebut tiba-tiba beralih menjadi pembicaraan mengenai baju balap Rossi yang bertuliskan ‘semakin di depan’, yang membuat seorang teman merasa bangga (entah kenapa). Tapi topik tersebut juga tidak berlangsung lama, ketika seorang teman membahas piala dunia 2010, dan memprediksi Argentina akan kocar-kacir pada perhelatan tersebut meski punya segudang pemain yang ber-skill di atas rata-rata kelas. Seorang teman yang duduk di ujung bangku bambu membenarkan, “iya ya, padahal mereka punya Messi, Tevez, dan Riquelme.” Saya ikut membenarkan, “iya, ada Ariel Ortega, Mario Kempes dan Daniel Pasarella. Yang lain ikut nimbrung, “Maradonna, Evita Peron.” Yang tidak kalah kurang warasnya nyeletuk “ Che Guevara..” Teman yang lain mencoba menyebrang benua, “ Lenin, Stalin, Mussolini..” Yang cinta tanah air dan semakin ngawur bilang “ Asep Sunarya, Andre Hehanusa, Utha Likumahua, Sule..” Nah, berakhirlah perbincangan paling ngawur itu di nama Sule.

Saya sangat menikmati lelucon-lelucon seperti ini, karena saya menyukai ketidaknyambungan sebagai sebuah humor. Mungkin banyak orang menilai aneh, tapi bagi orang-orang yang ingin melucu untuk dirinya sendiri, sifat asimetris humor “yang lucu bagi penutur belum tentu lucu bagi petutur” tak perlu dipatuhi.

Saya lupa lagi nulis ini tanggal berapa.

Perjalanan Brebes-Cilacap

Sinar matahari sore pukul setengah lima yang kian lembut menerpa kaca mobil. Cahayanya tak lagi menyilaukan mata.
Angin sore meniup rambut dari sela-sela kaca mobil.
Alunan lagu godan daginn milik Sigur ros mengalir lembut masuk telinga.
Jalanan yang sedikit berkelok dengan pemandangan sungai yang mengalir tenang dan dibatasi alang-alang di kiri-kanan terasa teduh ditutupi bayangan pohon-pohon besar yang diterpa cahaya matahari.
Di depan dan jalan bagian kanan, orang tua dan anak-anak mengendarai ontel, sebagian mengangkut bawang.

Betapa saya cinta perjalanan Brebes-Cilacap..

SOBO BOYS’ LORD OF THE LINE #1


Akhirnya, sebuah kompetisi roda-rodaan alias skateboard pertama yang murni diadakan oleh komunitas skateboard paling keren di Jatinangor, Sobo Boys, berhasil dilaksanakan dengan sukses pada tanggal 30 Mei 2010. Kompetisi skateboard yang diberi judul Sobo Boys Lord of the Line #1 ini diadakan di jalan dekat tikungan ATM BNI gerbang UNPAD, tempat komunitas ini memang biasa main dan nongkrong berjamaah.Sesuai nama acaranya, kompetisi ini memang hanya diperuntukkan bagi para member Sobo Boys sendiri, atau istilah kerennya, ‘private’. Kontes yang diperlombakan sendiri adalah lord of the line, game of skate dan best trick. Dengan membayar uang pendaftaran sebesar Rp. 5000,00 (lima ribu perak) per kontes, para rider roda-rodaan ini sudah bisa meluncur dengan bebas tapi bertanggung jawab.
Pengundian peserta yang akan bertanding dilaksanakan pada malam sebelum hari HA. Dengan penuh degdegser, nama-nama para rider yang akan bertarung di babak penyisihan pun diumumkan. Beberapa nama rider unggulan ternyata bertemu dalam satu grup, seperti Agung vs Al, Tommy vs Yomas, dan Yayat vs Ivan.
Sampailah kita pada hari berlangsungnya hajat. Karena satu dan lain hal, acara harus dimulai pada pukul kurang lebih 10 pagi WIB, dua jam lebih lambat dari waktu yang dijadwalkan. Matahari yang mulai naik pun membuat acara ternyata semakin panas.
Partai penyisihan yang dilaksanakan tengah hari tetap berlangsung semangat, meskipun sesekali diselingi dengan beberapa adegan iklan kendaraan roda dua dan empat, serta aksi tanya jawab alamat antara pengendara kendaraan dan rider peserta (harap maklum karena kompetisinya dilaksanakan di jalanan). Partai penyisihan ini juga diwarnai oleh bails yang sebenarnya tidak bahaya-bahaya amat, seperti tidurnya Dori dengan nyaman di atas up box, bersimpuhnya Kubil di pangkuan aspal panas dengan khusyuk, serta aksi terjun bebas Eka dari up box menuju aspal kasar yang telah disediakan panitia.
Setelah berakhirnya partai penyisihan pada kontes lord of the line, nama-nama unggulan seperti Agung, Indra Dabo, Yayat, dan rider muda berbakat, Adit, berhasil masuk putaran final. Dan sesuai yang telah diprediksikan, pertandingan final yang dilaksanakan pada pukul 5 sore WIB ini pun berlangsung seru, karena para rider begitu menggebu-gebu dan tampak sangat bersemangat. Adit yang mendapatkan kesempatan pertama untuk melakukan best line-nya tampil begitu percaya diri meskipun bertarung dengan para seniornya dengan me-landing-kan trik-trik andalannya seperti 50-50, 5-0, smith grind, dan frontboard di up box dengan konsisten, mulus dan kecepatan yang tetap terjaga. Yayat yang agak terseok-seok di menit-menit awal akhirnya berhasil bangkit dengan trik-trik nollie dan switch khas Padang style-nya. Indra a.k.a Dabo, yang difavoritkan menjadi juara karena permainannya yang aduhai setiap bermain ternyata tampil kurang percaya diri, sehingga beberapa trik andalannya gagal landing di up box. Namun trik-trik gahar yang dipadu dengan kecepatan tinggi khasnya seperti backside 50-50, backside 5-0, backside smith grind dan smith grind to lipslide-nya di box dan handrail tetap mampu menghibur para pemirsa baik di rumah maupun di studio. Dan inilah rider yang juga teman satu kampung Dabo dan sangat diunggulkan dalam kompetisi ini, Agung. Dengan penuh percaya diri, Agung dengan kecepatan tinggi secara pasti me-landing-kan trik-trik mautnya, seperi K-grind, over K-grind, frontside bluntslide, tailslide, dan frontside K-grind. Gantap man! Secara keseluruhan, penampilan para rider ini di putaran final sangat memukau meski hujan rintik-rintik membasahi dan membuat licin arena pertarungan.
Ketika juri mengumumkan pemenang, Agung keluar sebagai juara pertama dari kompetisi ini. Agung pun menorehkan namanya dalam sejarah per’papan’an Sobo Boys sebagai juara pada kompetisi skateboard Sobo Boys’ Lord of the Line yang pertama. Juara kedua diikuti kompatriotnya, Indra Dabo, diikuti Yayat Pedeng di tempat ketiga, dan Adit di tempat keempat (I have to say that this boy is totally talented).

para finalis Lord of the Line
dari kiri ke kanan: Indra Dabo, Adit, Agung, Yayat.

Sedangkan pada kontes game of skate yang terpaksa harus dilanjutkan di kampus tetangga karena hujan sempat menyapa, juara pertama diraih oleh Tommy setelah mengalahkan rider Baker dan Nike SB (hehe..), Andro, di final.
Kontes best trick yang diadakan di up box selepas maghrib juga berlangsung panas, karena Randy yang bertindak sebagai juri malah membelot sebagai peserta. Tapi Randy memang total gokil siah dengan trik kickflip noselide dan trik muter-muternya yang sulit sekali saya sebutkan. Yomas ikut unjuk ‘kawat gigi’-nya dengan mengeluarkan kickflip backside 5-0 yang lazis mantap kali. Dan Agung, kembali menggila dengan backside tailslide shove it out-nya yang dihasilkan dari kecepatan tinggi dan mewujud dalam trik nan mulus, sehingga juri pun akhirnya memilih Agung sebagai juara best trick yang menunjukkan bahwa kompetisi kali ini memang milik Agung. Congrats dude!
Juri telah mengumumkan para juara dan membagikan hadiahnya. Maka dengan diiringi menggelapnya langit Jatinangor dan suara sendu si tukang putu, berakhir pulalah kompetisi skateboard pertama yang murni diadakan oleh Sobo Boys’ ini. Segenap crew dan begundal Sobo Boys mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada Tuhan Yang Maha Kuasa atas izinnya menurunkan hujan yang cuma sebentar, sehingga acara dapat dilanjutkan kembali. Selain itu Sobo Boys juga mengucapkan banyak terimakasih pada teman-teman yang telah turut membantu kelancaran acara ini, khususnya Aa pemilik warung Sobo beserta keluarganya yang secara tidak langsung telah kami bantu dalam melariskan dagangannya.
Sampai jumpa di kompetisi Sobo Boys’ Lord of the Line berikutnya, YEAH!

Jatinangor 31 Mei 2010