Jumat, 16 Oktober 2009

'Sajak Ibu', oleh Widji Thukul..

Sajak Ibu

Ibu pernah mengusirku minggat dari rumah,
tetapi menangis ketika aku susah..
Ibu tak bisa memejamkan mata
bila adikku tak bisa tidur karena lapar..
Ibu akan marah besar,
bila kami merebut jatah makan
yang bukan hak kami..
Ibuku memberi pelajaran keadilan
dengan kasih sayang..
Ketabahan Ibuku
mengubah sayur murah
jadi sedap


dengan kebajikan..
Ibu mengenalkanku kepada Tuhan..


Saya suka sekali puisi karya Wiji Thukul ini. Bahasanya tidak meng”Kahlil Gibran”. Sebaliknya, Thukul menggunakan bahasa yang sederhana, isi puisinya pun sama sederhana. Tapi justru dengan kesederhanaan itu Thukul mampu mencitrakan Ibu sebagai makhluk paling manis di dunia. Satu lagi, puisi ini juga menyiratkan bahwa di balik perlawanan Thukul yang keras, ternyata ada kasih sayang seorang Ibu yang lembut..
Akhirnya, atas nama Wiji Thukul (yang sampai detik ini belum diketahui keberadaanya), saya mempersembahkan puisi ini untuk Ibu di seluruh dunia..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar